Jumat, 27 Mei 2011

Hambatan-Hambatan Dalam Berkomunikasi



Suatu ketika keluarga kecil yang memiliki anak berumur lebih kurang tiga tahun pulang kampung mengunjungi orang tuanya. Betapa senang hati si nenek karena mendapat kunjungan dari anak dan cucunya. Mereka bermain dan bercengkrama bersama hingga sore hari. Merekapun bermaksud untuk kembali pulang kerumah. Karena si nenek masih rindu dan ingin bermain dengan cucunya, maka si nenek meminta agar si cucu tinggal dan tidur bersamanya. Akhirnya karena si nenek mendesak dan si cucupun mau, maka  jadilah si cucu menginap di rumah nenek dan kedua orang tuanya pun pulang
Tengah malam, si cucu terbangun dari tidurnya ingin buang air kecil. Lalu dia membangunkan neneknya. “Nek bangun nek, aku mau nyanyi”. ( rupanya si cucu sudah terbiasa dengan orang tuanya klo mau buang air bilang mau nyanyi). Si nenekpun bangun dan berkata: “Cu, ini kan udah malam, besok aja nyanyinya ya”. Lalu merekapun tidur lagi.
Tidak berapa lama, si cucupun terbangun karena sudah gak tahan mau buang air kecil. “nek bangun nek, aku mau nyanyi”, si cucu terus merengek kepada neneknya. Karena gak tahan dengan rengekan cucunya maka si nenek berkata: “baiklah, kamu nyanyinya di teliga nenek saja ya”. Kontan si cucupun mengencingi telinga neneknya. Dan nenekpun terpaksa menahan marahnya. Rupanya orang tua si cucu lupa memberitahukan kepada si nenek kalau si cucu mau buang air dia akan bilang mau nyanyi.
Demikianlah sebuah anekdot yang berhubungan dengan hambatan dalam beromunikasi. Banyak hal yang bisa menghambat untuk terjadinya komunikasi yang efektif. Menurut Keith Davis (1985:465) ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :

a.   Rintanga Pribadi
Hambatan pribadi yang disebabkan karena adanya emosi, alat indera yang terganggu, kebiasaan-kebiasaan yang berlaku pada norma atau budaya tertentu. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.

b.   Rintangan Fisik
Jarak yang terlalu jauh antara pengirim pesan dan penerima pesan sehingga diperlukan media agar pesan tersampaikan. Rintangan ini juga dapat berupa suara bising ynag menghambat proses komunikasi.

c.   Rintangan Bahasa
Kesalahan dalam menginterpretasikan istilah kata. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan

Senin, 16 Mei 2011

Andreas Rinangga: Pentingnya melihat masa lalu, saat ini dan masa ya...

Andreas Rinangga: Pentingnya melihat masa lalu, saat ini dan masa ya...: "Pentingnya melihat masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang ... Pentingnya Masa Lalu ...... Masa lalu merupaka sebuah cermin dalam keh..."
Pentingnya melihat masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang ...

Pentingnya Masa Lalu ......
Masa lalu merupaka sebuah cermin dalam kehidupan kita, dimana kita bisa menilai kualitas kita di dalam hidup dan berperilaku. Apakah saat ini kita telah menjadi seseorang yang berkualitas,, atau hanya menjadikan kita sebagai perahu kertas yang hanya mengikuti alur saja. Masa lau pasti sangat beragam,, ada indah dan pasti ada masa-masa yang sangat gelap. Namun tidak selamanya masa-masa yang gelam itu akan menjadi gelap sampai saat ini. Mungkin masa itu asalah masa dimana kita diuji namun kita belum bisa mengatasinya, namun sekarang dengan adanya kegagalan itu kita justru dapat menerima kunci dari segala ujian yang telah kita jalani. Maka dari itu hargailah masa lalu. Baik pengalaman buruk kita ataupun sedseorang yang telah ikut membuat pengalaman buruk kita, karena dengan pengalaman yang buruk itu menjadikan kita lebih kuat dan mampu untuk menghindari dari lubang yang sama pula.

Menanggapi Saat ini ......
Saai ini..... tekadang kita tak menyadari apa yang kita lakukan saat ini,, aktifitas apa ynag menyita kita saat ini, dan berujung pada terkungkungnya kita di dalam sebuah aktifitas yang membuat kita akan lupa dari tujuan kita semuala,, yang pastinya tujuan itu dibuat pada masa lalau. Tujuan yang kita buat pasti berharap menjadi lebih baik. Maka dari itu kita harus lebih cermat menghadapi saaat ini, jangan pernah kita kanya mengikuti alur saja yang terkadang alur tersebut keluar dari rel yang telah kita buat dulu.  Bila kita sedang menjalani aktifitas kata kuncinya adalah setia. Jangan kita hanya setia pada pasangan kita, tapi setialah juga pada aktifitas kita, sehingga aktifitas yang kita lakukan akan menjadi sebuah nilai hidup yang sangat berharga di masa datang.

Selamat datang masa depan .....
Sebuah ruangan yang sangat luas... selembar kertas putih... sebuah hamparan luas air yang jernih... itu yang bisa menggambarkan masa depan.. kita tak tau apa ynag nantinya akan menghiasi atau bahkan mengotori tempat itu. Namun kita tidak hnaya cukup  menunggu apa yang  akan  terjadi pada masa depan. Kita bisa mengatur setengah dari hidup kita di masa depan yaitu dengan sebuah atau beribu - ribu rencana .... sambil kita menjalani aktifitas saat ini sangatlah bijaksana bila kita membuat rencana untuk masa depan. Sepertinya sangat tidak penting bila kita menanggapi hal yang menyenangkan sesaat namun menjatuhkan masa depan kita,,,

Hhhmm,, jadi silahkan membuat rencana dan pastinya selamat menjalankan kegiatan saat ini dengan setia,, dan jangan lupakan masa lalu sebagai sebuah kaca untuk memperbaiki hidupmu di masa depan ..

Selasa, 10 Mei 2011

Aspek Aksologis dalam Pendidikan Akuntansi



Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang memiliki ilmu pengetahuan sebagai objek target. Keberadaannya sangat penting untuk pengembangan disiplin ilmu dasar banyak. Perkembangan ilmu pengetahuan tumbuh lebih cepat dan menyentuh banyak aspek kehidupan manusia akan memberi makna mendalam tidak hanya untuk aspek-aspek substansial, tetapi juga nilai-nilai etis. Aspek Aksiologi dalam filsafat ilmu memberikan sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang tidak dapat dipisahkan dari aspek manfaat bagi manusia, Idealnya, pengembangan ilmu pengetahuan harus mempertimbangkan nilai-nilai, moral, dan bermanfaat bagi aspek manusia. Pengembangan pengetahuan akuntansi telah mengalami perubahan dan diarahkan pada pendekatan sosiologis yang mencakup pengembangan nilai-nilai akuntansi ilmu pengetahuan dan memberi makna bahwa dua-arah hubungan antara subyek sebagai obyek penelitian dan analisis.

Senin, 09 Mei 2011

Fakta dan Data

Fakta
Fakta adalah apa yang membuat pernyataan itu betul atau salah. Suatu Fakta adalah sesuatu yang ada, apakah setiap orang berfikir demikian atau tidak. Pernytaan adalah adalah suatu fakta apakah itu benar atau salah, tetapi ia mnenyatakan suatu fakta bila itu benar. Sebagai contoh, Saya memperlihatkan suatu jadwal kereta yang berangkat jam 10, jika jadwal itu benar, maka terdapat kereta api yang sungguh-sungguh pergi yang merupakan suatu fakta. Dalam hal ini faktanya adalah benar jika sungguh-sungguh ada kereta api.
Kebanyakan Fakta merupakan bebas dari kemauan kita, itulah seabnya mengapa mereka sering disebut “keras”,”keras kepala” atau “tak dapat dihindarkan”. Fakta – fakta fisik kebanyakan bersifat bebas tidak hanya dari kemauan kita tapi juga bahkan dari eksistensi kita.
Fakta yang terdiri dari tempat dan waktu, berwujud sebagaimana yang kita bayangkan. Di pihak lain fakta bersifat kualitatif dari kejadian fisik.
Fakta ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia. Catatan atas pengumpulan fakta disebut data. Fakta seringkali diyakini oleh orang banyak (umum) sebagai hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain yang sesungguhnya. Dalam istilah keilmuan fakta adalah suatu hasil pengamatan yang obyektif dan dapat dilakukan verifikasi oleh siapapun. Fakta adalah pengamatan yang telah diverifikasi secara empiris. Fakta dalam prosesnya kadangkala dapat menjadi sebuah ilmu. Contohnya, fakta bahwa bumi ini bulat. Ketika seseorang mengelilingi bumi dengan berjalan ke arah timur atau ke arah barat, pada akhirnya ia akan kembali ke titik awal. Fakta ini bukan berdasarkan sudut pandang pribadi, atau pendirian dari kelompok tertentu saja. Karena riset telah membuktikan dan memang telah terbukti 100% (diverifikasi) bahwa bumi ini bulat. Fakta inipun menjadi sebuah teori dalam ilmu pengetahuan.
 Diluar lingkup keilmuan fakta sering pula dihubungkan dengan:
·         Suatu hasil pengamatan jujur yang diakui oleh pengamat yang diakui secara luas
·         Kekuasaan kadang digunakan untuk memaksakan interpretasi politis yang benar dari suatu pengamatan.
·         Suatu kebiasaan yang diamati secara berulang; satu pengamatan terhadap fenomena apapun tidak menjadikan itu sebagai suatu fakta. Hasil pengamatan yang berulang biasanya dibutuhkan dengan menggunakan prosedur atau definisi cara kerja suatu fenomena.
·         Sesuatu yang dianggap aktual sebagai lawan dari dibuat
·         Sesuatu yang nyata, yang digunakan sebagai bahan interpretasi lanjutan
·         Informasi mengenai subyek tertentu
·         Sesuatu yang dipercaya sebagai penyebab atau makna

Data

Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.
Data merupakan  sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupunsuatu konsep. 
Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.
Pengumpulan Data
Pengamatan yang teliti yang dimungkinkan oleh terdapatnya berbagai alat, yang dibuat manusia dengan penuh akal, memberikan dukungan yang dramatis. Terhadap konse keilmuan sebagai suatu prosedur yang pada dasrnya adalah empiris dan induktif. Tumpuan terhadap presepsi indera secara langsung adn keharusan untuk melakukan pengamatan secara teliti, seakan menyita perhatian kita terhadap segi empiris dari penyelidikan keilmuan tersebut.


Klasifikasi Data
Tahap metode keilmuan ini menekankan pda oenyusunan fakta dalam kelompok-kelompok, jenis-jenis dan kelas-kelas.dalam semua cabang-cabang ilmu, usaha untuk mengidentifikasikan, menganalisis, membandingkan dan membedakan fakta-fakta yang relevan tergantung kepada adanya sistemklasifikasi itu disebut taxonomi.

Perbedaan antara Data dan Fakta

Secara etimologis, sebagaimana dikemukakan Ignas Kleden data adalah istilah Latin yang persis sama makna dan bentuknya dengan kata given dalam bahasa Inggris.                                                    (Fakta dan Fiksi tentang Fakta dan Fiksi: Imajinasi dalam Sastra dan Ilmu Sosial”,Kalam
Nomor11/1998),
Jadi, data (sebagai bentuk majemuk dari kata datum) mempunyai arti ”sesuatu yang diberikan”. Permasalahannya adalah: diberikanolehpihakmanadankepadasiapa? Dalam kaitan inilah terjadi bias positivisme karena sesuatu dianggap data apabila suatu kenyataan diberikan alam kepada indra manusia. Kemudian,apa yang disebut dengan fakta? Kata fakta berasal dari bahasa Latin faktum yang berkesesuaian dengan bahasa Inggris done (dilakukan). Jadi, sesuatu menjadi fakta kalau dia mampu merujuk pada tindakan yang menghasilkannya. 

Fakta merupakan hasil tindakan manusia yang bertindak dan berbuat. Dengan ringkas dapat diberikan kesimpulan bahwa baik data maupun fakta selalu berkaitan dengan indra manusia. Data diterima oleh indra manusia, sedangkan fakta dilakukan melalui indra manusia. Fakta memang benar benar terjadi dan sudah terbukti dedangkan Data merupakan olahan Subyektif dan hasilnya dapat kita tentukan sendiri. Melalui pemahaman ini, sudah sewajarnya bila dimengerti bahwa fakta mengenai kemiskinan merupakan proses yang akan terus berjalan (ongoing process).

Daftar Pustaka
Jujun S. Suriasumantri (2006). lmu Dalam Perspektif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Minggu, 08 Mei 2011

review film "Pay To Forward"



(Is it possible for one idea to change the world? Sometimes The Simplest Idea Can Make The Biggest Difference.) 

What did you ever do to change the world?
Dunia ini sudah memberikan banyak hal kepada kita, namun apa yang telah kita berikan kepada dunia yang makin tua dan makin tidak ramah ini? Pertanyaan filosofis ini diberikan oleh Eugene (Kevin Spacey) kepada murid-muridnya. Berangkat dari pertanyaan, Eugene memberikan tugas kepada para muridnya untuk membuat sebuah program nyata, demi mewujudkan dunia yang lebih baik. Berbagai ide dikemukakan, namun ide Trevor (Haley Joel Osment) yang mampu menarik minat Eugene.
Idenya simple, dimulai dengan sebuah memberikan bantuan kepada orang yang dirasa membutuhkan. Bantuan tersebut bukannya tanpa pamrih. Sebagai balasannya, orang yang telah dibantu tersebut diharapkan membalas bantuan yang diberikan kepada tiga orang lain yang membutuhkan bantuan.
 

Thorsen: I thanked him and there were some very specific orifices in which I was told to shove my thanks. He told me, "Just pay it forward." Three big favors for three other people. That's it.
 

You don’t pay back a favor, you pay it forward.
Berkaitan dengan idenya, Trevor mempunyai tiga orang menjadi sasaran proyek Pay it Forward tersebut. Pria tuna wisma yang kumuh (James Caviezel), berusaha menjalinkan ikatan cinta antara gurunya, Eugene, dengan ibunya, Arlene (Helen Hunt) dan membantu temannya yang selalu mendapatkan penganiayaan. Namun ternyata, apa yang dia programkan satu demi satu menemui kegagalan. Bukti bahwa, kadang sebuah niat baik tidak selalu mendapatkan hasil positif. Hal ini menyebabkan Trevor sedih dan frustasi.
Namun tanpa Trevor sadari, gerakan Pay it Forward tersebut, secara perlahan mulai menyebar ke kota lain. Hal ini menarik minat seorang wartawan, Chris (Jay Mohr). Nalurinya sebagai wartawan merasa terusik dan dimulailah investigasinya untuk menemukan orang yang mencetuskan Pay it Forward tadi.
Selama ini kita mengenal konsep MLM di bidang ekonomi (penjualan). Apa jadinya kalau konsep tersebut diterapkan kepada sesuatu yang sifatnya humanis? Pay it Forward lah jawabannya. Bayangkan kalau setiap manusia di dunia melipat gandakan kebaikan yang mereka terima? Konsep ini mungkin dirasakan terlalu idealis (atau utopis?) bagi sebagian orang, namun bukannya tidak mungkin untuk diwujudkan. Dibutuhkan sebuah kemauan, keberanian serta keyakinan untuk sebuah dunia yang lebih baik.

I guess it's hard for people who are so used to things the way they are - even if they're bad - to change. 'Cause they kind of give up. And when they do, everybody kinda of loses.
 

Bahkan, Trevor yang mencetuskan konsep Pay it Forward pun sempat mengalami keraguan akan keberhasilan konsep tersebut. Namun setelah melihat hasilnya di akhir film, penonton diajak untuk memahami satu hal penting yakni, bahwa sebuah niat baik pasti berbuah kebaikan pula pada akhirnya. Kalaupun kebaikan belum memperlihatkan hasil, kita hanya bisa bersabar dan yakin, kebaikan kita tidak akan sia-sia.
Pay it Forward kalau dicermati mengisahkan orang-orang yang terluka (tersakiti), dan bagaimana usaha mereka dalam menyembuhkan luka tersebut, karena sebuah luka/sakit yang tidak segera ditangani hanya akan membuat beban dunia makin berat. Dibutuhkan sebuah usaha bersama untuk menyembuhkan sebuah dunia yang sakit.

Do me a favor… save my life.

Pay it Forward menjadi salah satu film yang patut ditonton, terutama bagi mereka yang sedang mengalami kegamangan akan hidup. Siapa tahu setelah melihat film ini akan mendapatkan pencerahan dan memandang dunia dengan lebih optimis. Meski terkesan tragis, akhir film ini menyiratkan aura optimisme, bahwa kebaikan masih akan bisa bertahan di atas bumi, sehingga mereka yang hidup diatasnya tidak perlu lagi bertanya“Is the world shit?”